Air Panas dalam Termos

Tentu kau pernah mendengar sebuah peribahasa yang berbunyi hangat-hangat tahi ayam yang menggambarkan tentang tekad dan semangat yang hanya bertahan di awal. Merupakan kondisi yang biasa dialami nyaris oleh semua manusia, yang fitrahnya selalu merasa tak puas, hingga minta lagi, lagi dan lagi. Sepertinya perlu kita perhalus peribahasa itu. Memangnya siapa yang mau menyentuh tahi ayam untuk membuktikan bahwa peribahasa itu benar? Mungkin cuma pembuatnya, yasudahlah.

Seperti judul tulisan ini, air panas dalam termos. Apa filosofinya?
Semuanya pasti pernah memanaskan air, anggap saja begitu. Umumnya, yang sering menyimpan air ke dalam termos adalah pedagang makanan atau minuman dan ibu rumah tangga. Biar kalau sewaktu-waktu butuh, tinggal tuang saja. Weits, bukan itu yang jadi filosofinya.

Air panas itu mengepul. Kita sepakati terlebih dahulu bahwa uap itu perlambang semangat. Semangat yang mengepul, semangat yang membumbung. Bum! Dentum semangat itu bisa menghipnosis siapa saja didekatnya, termasuk pelakunya. Lalu, ia disimpan agar panasnya –semangatnya- bertahan dalam waktu yang lebih lama. Seiring jalannya waktu, kalau ada yang haus, air panas itu akan perlahan berkurang. Analogikan, setiap saat ada yang membutuhkan kita. Perlahan kita sibuk, perlahan kita terjebak hingga tanpa sadar energi utama kita menguap. Air panas lama-lama mendingin, bahkan ketika ia tak dibutuhkan siapapun. Ia akan mendingin di dalam termos tanpa ada yang tahu.

Apa kau tadi bertanya tentang udara? Yap. Kau pernah memperhatikan orang yang meniup makanan atau minumannya agar dingin dan bisa lekas disantap. Padahal kita tahu bahwa Rasulullah telah melarang kita dalam sabdanya. Begitupun yang terjadi pada kita. Jarang kita sadari bahwa salah satu sebab turunnya semangat adalah pergaulan. Pernah dengar pepatah ini? Berkumpul dengan ayam menjadikanmu ayam, berkumpul dengan elang menjadikanmu elang. Ketika kita seringnya bergaul dengan teman-teman yang tak punya arah, tujuan hidup, atau minimal aktivitas bermanfaat, bukankah kita termasuk orang dengan karakter yang sama? Hidup tanpa semangat. Akan jauh berbeda jika dengan orang penuh prestasi dan semangat berbagilah yang mereka miliki. Tentu saja, tersembul rasa iri kenapa kita juga tidak melakukannya saja? Kau ingat kan bahwa udara gunung, yang berteori memiliki tekanan udara lebih tinggi, hingga tak pernah membuat air benar-benar mendidih? Jadikan pengingat pula untuk tak salah memilih tempat untuk berkembang.

Oh rupanya ada yang bertanya ya tentang hubungan air dengan air. Ya, air yang lain juga akan mempengaruhi suhu. Kalau air panas bertemu air dingin, kalau air dinginnya lebih banyak, maka ia akan lebur dan berubah sifat menjadi air dingin. Singkatnya, gemuruh semangatnya menghilang. Nah, tentu kau sudah tahu bahwa air panas + air panas = air panas. Kok? Air mendidih saja kalau suhunya lewat dari 100° C ia akan menjadi uap. Jadi berkumpul dengan sesama air panas akan mempertahankan semangatmu!

Siap? Jaga pergaulanmu ya. Tentu boleh bergaul, namun jangan sampai ikut melebur. Tentu semua orang berbagi warnanya, namun mewarnailah bukan justru terwarnai. Siap? Semangat! Langkahmu baru saja akan mulai kau titi. Be ready! You’re never walk alone *halah, saya aja nggak tau itu jargon klub bola yang mana.

Dan percayalah, Allah memberi kita tangan dan tangan kita diberi-Nya kemampuan untuk saling bergandengan tangan, minimal meringankan beban. Jangan selalu merasa perlu bekerja sendiri, jangan biarkan tanganmu kosong dan abai menerima bantuan. 

Sekian

Leave a comment